IOWAVE 2025: BMKG Latih Kesiapsiagaan Tsunami di 13 Provinsi, Banten Dijadwalkan 25 September

Serang, 4 September 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta UNESCO kembali menggelar latihan rutin dua tahunan berupa simulasi Indian Ocean Wave Exercise (IOWAVE) 2025. Kegiatan ini melibatkan 28 negara di sepanjang tepian Samudera Hindia dan bertujuan menguji sistem peringatan dini serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi tsunami.

Menurut Suci, perwakilan dari Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG, simulasi IOWAVE dirancang untuk menguji kapasitas negara-negara peserta dalam merespons bencana tsunami yang bisa dipicu baik oleh kejadian seismik maupun non-seismik. Latihan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan menjadi wadah pembelajaran kolektif guna memperkuat sistem peringatan dini tsunami di kawasan Samudera Hindia.

Lebih jauh, terdapat dua tujuan utama dari pelaksanaan IOWAVE 2025, yaitu:

  1. Mengukur efektivitas sistem diseminasi dan penerimaan InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System);

  2. Mengkaji pemahaman para pemangku kepentingan tentang manajemen bencana terkait peringatan/informasi tsunami, serta menilai respons yang dilakukan dalam rantai peringatan dini tsunami.

Tahun ini, simulasi akan berlangsung serentak di 13 provinsi di Indonesia. Untuk Provinsi Banten, kegiatan dijadwalkan pada 25 September 2025 dengan melibatkan BPBD provinsi maupun kabupaten/kota, instansi teknis terkait, serta masyarakat yang berada di wilayah pesisir.

Keberhasilan pelaksanaan simulasi IOWAVE 2025 sangat ditentukan oleh dukungan semua unsur pentaheliks, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat. Keterlibatan klaster kebencanaan serta jejaring Desa Tangguh Bencana (Destana) juga menjadi kunci agar kegiatan ini benar-benar bermanfaat dalam memperkuat kesiapsiagaan daerah.

Rapat koordinasi IOWAVE 2025 yang digelar BMKG dan diikuti oleh BNPB serta BPBD provinsi dan kabupaten/kota terkait menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. Harapannya, melalui latihan ini, kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia semakin teruji dan masyarakat semakin tangguh menghadapi potensi tsunami di masa mendatang.