HIMBAUAN KEPADA MASYARAKAT TIDAK BOLEH MENDEKATI KOMPLEKS ANAK GUNUNG KRAKATAU

Sumber Gambar :

CILEGON - Subkorkel PVMBG Dr. Devy Kamil Syahbana Mengatakan Material dari erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang membahayakan jiwa umumnya tidak akan menjangkau warga Sebesi dan Banten, kalau pun sampai, hanya abu vulkanik nya dan ini dapat dimitigasi dengan menggunakan masker. Sabtu (23/04/2022)
 

Devy menghimbau Masyarakat tidak boleh mendekati kompleks GAK sesuai yang sudah direkomendasikan. Sementara itu, bunyi erupsi GAK yang nyaring memang adalah karakter aslinya gunung ini, terutama dalam fase erupsi Strombolian, kadang2 suaranya besar kadang2 kecil. GAK sudah melewati fase kolaps yang mengakibatkan tsunami pada 2018 lalu, sejarah menunjukkan bahwa pasca kolaps maka GAK akan mengalami pertumbuhan tubuhnya kembali, lewat erupsi-erupsi di masa depan.
“Lanjut” Sejak 1927, GAK butuh waktu sekitar 90 tahun untuk tubuhnya mencapai ketinggian di atas 300 m dpl. Ketinggian 300 m adalah ketinggian kritis bagi GAK untuk kembali kolaps. Saat ini potensi tsunami sangat kecil karena tubuhnya sudah kolaps, kecuali seluruh tubuh GAK di bawah laut ikut kolaps, namun ini belum pernah terjadi kecuali di 1883 yang diakibatkan oleh erupsi besar. Tapi indikasi untuk erupsi besar belum teramati dari data hingga saat ini, namun indikasi suplai magma masih terus terjadi. Jadi dari data, saya pikir kita akan sering nonton erupsi GAK, bisa letusan dengan lontaran piroklastik atau bisa juga strombolian, mungkin bergantian, dan bisa terjadi setiap tahun (meski tidak menerus), sehingga masyarakat dan aparat terkait harus mulai membiasakan diri dengan ritme ini, ritme marathon dan juga agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.


Share this Post