Rapat Koordinasi Rutin Destana Dengan IDRIP

Sumber Gambar :

Pusdalops-Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana Menghadiri Rapat Koordinasi Rutin Destana dengan Idrip wilayah 1 Provinsi Banten di Hotel Horison Ultima Ratu pada Selasa 16/01/2024

Kalaksa Mengatakan bahwa salah satu upaya peningkatan kapasitas yang harus dilakukan dengan sasaran komunitas masyarakat dalam skala desa adalah pembentukan Desa Tangguh Bencana dimana pelaksanaan dan arahan teknisnya dijabarkan dalam Perka BNPB No.1 tahun 2012.

“Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan”. kata Nana

Lebih lanjut ditambahkan Nana, bahwa seluruh desa/kelurahan yang rawan bencana ditargetkan membentuk desa tangguh bencana. Sebab, pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat merupakan proses pengelolaan risiko bencana yang melibatkan secara aktif masyarakat yang berisiko. Diantaranya dalam pengkajian risiko, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas/kemampuan.

Menurut Asep Mulya selaku kepala bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Banten bahwa Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) hadir sebagai wadah untuk meningkatkan kolaborasi multipihak dalam mengurangi risiko bencana. Hal ini menjadi langkah strategis dalam menjembatani hubungan pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan ide-ide upaya penanggulangan bencana di daerahnya masing-masing.

Lanjut Asep bahwa kita harus merumuskan perinsip-perinsip pengurangan risiko bacana dengan Melakukan upaya pengurangan risiko bencana bersama komunitas di kawasan rawan bencana, agar selanjutnya komunitas itu sendiri mampu mengelola risiko bencana secara mandiri serta Menghindari munculnya kerentanan baru dan ketergantungan komunitas di kawasan rawan bencana pada pihak luar/lain, Penanggulangan bencana merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam untuk pemberlanjutan kehidupan komunitas di kawasan rawan bencana, Pendekatan multisektor, multidisiplin, dan multibudaya, Pendekatan holistik (melalui keseluruhan tahapan manajemen bencana) dan integratif (menautkan program dan kebutuhan lain) dan Partisipatif sejak perencanaan hingga pengakhiran program (strata, kelompok, gender).


Share this Post